Senin, 07 Maret 2011

Cinta itu seperti seseorang 'Menunggu Bis'

1. Sebuah bis datang, dan kau bilang “wah… terlalu penuh, nggak bisa duduk nih ! Aku
    tunggu bis berikutnya saja”
2. Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, ”Aduh bisnya sudah
    tua dan jelek begini….nggak mau ah…. ”
3. Bis selanjutnya datang, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan melewatimu begitu
    saja.
4. Bis ke 4 berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, kondisinya masih bagus, tapi kamu
    bilang, “Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan”, maka kamu membiarkan bis ke 4
    pergi.
5. Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi kuliah. Ketika
    bis ke 5 datang, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya.
6. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis.
    Bis tersebut jurusannya bukan menuju kampusmu !!!
Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar “ideal” untuk
menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan
kita. Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk “calon”, tapi tidak ada salahnya juga
memberi kesempatan kepada “bis” yang berhenti di depan kita (tentunya dengan jurusan
yang kita inginkan).
Apabila ternyata memang “bis” itu tidak cocok, kita masih bisa berteriak, “kiri” dan keluar
dari bis. Maka memberi kesempatan pada “bis”, semuanya bergantung pada keputusan
kita. Dari pada kita harus “jalan kaki menuju kampus” dalam arti meneruskan hidup ini
tanpa kehadiran orang yang dikasihi.
Cerita ini juga berarti, kalau kita benar-benar menemukan bis yang “kosong, masih baru,
dan ber-AC, dan tentunya sejurusan”, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk
memberhentikan bis tersebut dan masuk ke dalamnya, karena menemukan bis seperti itu
adalah suatu berkat yang sangat berharga dan sangat berarti tapi tidak semua orang yang
mendapatkannya.
- Hidup bukan untuk bercinta tetapi cinta membuat kita hidup.
- Love cannot endure indifference. It needs to be wanted.
- Like a lamp !, it needs to be fed out of the oil of another’s heart, or its flame burns low.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar